Permasalahan utama dalam pengelolaan rumput green di padang
golf berawal dari : curah hujan dan penyiraman yang tidak
seimbang dengan kebutuhan air, pemadatan media tanam, dan praktek budidaya yang tidak sesuai. Superintendent sebaiknya selalu membuat program monitoring
untuk mengidentifikasi masalah yang ada dan melakukan analisa kondisi green,
sehingga dapat dibuatkan program budidaya dan penanggulangan masalah sebelum berkembang lebih parah
Beberapa
Masalah Green
• Kandungan air yang tidak sesuai kebutuhan
Air merupakan komponen terpenting untuk kesehatan
rumput di padang golf.
Tetapi jika jumlahnya tidak sesuai kebutuhan akan dapat menimbulkan masalah. Saat kekurangan air, green akan kekeringan
dan warnanya berubah coklat kekuningan, serta terhambat pertumbuhannya. Pada kondisi ini rumput akan lebih mudah terkontaminasi
dan kalah bersaing dengan rumput liar, dan cenderung lebih cepat mengalami mutasi. Saat kelebihan, air juga dapat menimbulkan
banyak masalah, seperti : peningkatan masalah hama penyakit, peningkatan populasi organisme anaerobik yang dapat membusukkan
akar, penurunan populasi organisme aerobik yang bermanfaat, perakaran dangkal, kandungan oksigen rendah hingga rumput mudah
layu, pemadatan media green, rumput kehilangan ketegaran, penurunan kecepatan (speed) green dan lain-lain.
Manajemen air melalui pengaturan penyiraman
dan penyediaan sistem draenase yang memadai, khususnya di musim hujan, akan memberikan kontribusi besar dalam pemeliharaan
green. Media tanam juga harus cukup subur dan dapat menyimpan cukup air dalam
waktu tertentu pada musim kemarau. Pengelolaan air yang tepat, draenase yang baik dan media tanam yang sesuai akan mencegah
timbulnya beragam masalah.
• Pertumbuhan akar yang terhambat
Pertumbuhan akar rumput yang terhambat termasuk
masalah yang serius pada green. Hal ini dapat berimplikasi pada tidak stabilnya
kondisi kesehatan dan penampilan green. Jika terjadi kerusakan di permukaan green,
maka pemulihannya akan lambat karena akar tidak dapat menyuplai air dan nutrisi ke bagian atas tanaman dalam jumlah yang cukup. Terhambatnya pertumbuhan akar dapat disebabkan oleh :
pemadatan media, tebalnya lapisan thatch, kurang aerifikasi, pemupukan dan penyiraman yang hanya sampai permukaan (dangkal),
adanya lapisan-lapisan dalam media, media jenuh air, kondisi media terlalu asam atau terlalu basa, serangan hama dan penyakit atau nematoda.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan akar
rumput green terhambat pertumbuhannya. Untuk itu perlu dianalisa faktor mana yang menjadi penyebab utama atau lebih dominan.
Tidak jarang terjadi komplikasi penyebab, sehingga diperlukan beberapa tindakan budidaya green yang terpadu. Di samping manajemen air yang tepat, juga perlu aerifikasi, pemupukan yang berimbang, atau jika perlu disertai
aplikasi nematisida pada saat terdapat serangan nematoda parasit dalam jumlah yang banyak.
Lapisan thatch yang berlebihan
Lapisan thatch yang berlebihan di
green dapat meningkatkan perkembangan hama penyakit, meningkatkan kemasaman, menghambat pertumbuhan akar dan mengurangi oksigen
di perakaran, hasil pemotongan tidak merata, lebih mudah terbentuknya ballmark dan bekas jejak kaki.
Untuk mengatasi masalah lapisan
thatch ini, penting sekali untuk dilakukan program grooming, verticutting, aerifikasi,
vertidrain, dan topdressing. Frekuensi dan kedalamannya tergantung kondisi masing-masing
padang golf, bahkan dapat berbeda untuk green-green di padang golf yang sama.
Lapisan-lapisan media yang menghambat laju infiltrasi
Terbentuknya lapisan-lapisan dalam
media green dapat menghambat infiltrasi air, penyerapan pupuk dan perkembangan akar.
Penyebab terbentuknya lapisan-lapisan ini adalah : penggunaan pasir topdressing
yang berbeda-beda, pasir topdressing tidak bercampur dengan thatch, kurang aerifikasi, tidak optimalnya aktivitas mikro organisme
untuk dekomposisi.
Dengan memahami masalah ini maka
superintendent dapat lebih memperhatikan pentingnya program aerifikasi dan penggunaan jenis pasir yang baik secara konsisten.
Penurunan kualitas hasil pemotongan (cutting)
Pemotongan rumput di green dilakukan
hampir setiap hari, tetapi hasilnya tidak selalu memuaskan. Penyebab penurunan
kualitas pemotongan green ini, antara lain adalah : alat potong (cutting unit)
tumpul atau belum disetting dengan baik, pemotongan dilakukan pada saat kondisi green terlalu basah, penurunan tinggi pemotongan
yang terlalu drastis, dan permukaan green yang tidak rata.
Berdasarkan hal tersebut, superintendent
harus lebih memperhatikan kesiapan cutting unit, setting tinggi pemotongan dan kondisi green pada saat dipotong. Umumnya hal ini sudah cukup dipahami, tetapi karena beberapa faktor, seperti curah hujan yang berlebihan,
budget pemeliharaan termasuk untuk penggantian spare part yang terbatas, atau keterlambatan pemotongan, maka kualitas hasil
pemotongan green yang diharapkan tidak dapat tercapai.
Rumput
liar atau gulma (weed)
Gulma dapat muncul pada permukaan green antara
lain karena adanya luka atau celah terbuka yang dapat timbul oleh karena bebarapa hal, seperti : bekas ball mark, pemangkasan
yang terlalu pendek, kekurangan unsur hara, kandungan air yang berlebih dan perakaran rumput yang dangkal.
Penyakit
pada green
Masalah penyakit pada rumput green timbul
sebagai interaksi antara 3 faktor, meliputi : patogen (organisme penyebab penyakit)
yang ganas, rumput yang rentan (tidak sehat),
dan lingkungan yang kondusif bagi patogen.
Bila dirinci lebih jauh, maka faktor-faktor penyebab berkembangnya masalah penyakit pada green antara lain :
-
terdapat mikroba patogen dalam jumlah banyak
- rumput rentan dengan lapisan tatch yang tebal
-
media green yang padat dengan kandungan oksigen yang rendah
- pemupukan yang tidak seimbang, terutama kadar Nitrogen yang terlalu tinggi
-
air dan kelembaban yang berlebihan karena hujan, penyiraman berlebihan, kurangnya draenase, adanya naungan dan kurangnya
sirkulasi udara.
-
Pengelolaan alat-alat pemeliharaan yang kurang optimal.
Pengelolaan penyakit pada green memerlukan pemahaman
mengenai pengaruh pupuk terhadap perkembangan penyakit. Jenis penyakit rumput
yang makin parah bila ada aplikasi nitrogen yang berlebihan antara lain hawar daun oleh cendawan Pythium dan Rhizoctonia. Sedangkan yang dapat dikurangi keparahannya dengan aplikasi nitrogen adalah penyakit
karat dan antraknosa. Aplikasi pupuk P dan K yang sesuai dengan kebutuhan rumput,
akan dapat membantu rumput mengatasi masalah penyakit.
Teknik Budidaya
Pendekatan yang berdasarkan pada teknik budidaya
dalam menangani permasalahan green nampaknya perlu mendapat perhatian dari para superintendent. Perhatian seharusnya lebih
banyak ditujukan pada penyelidikan terhadap penyebab masalah, bukan hanya berdasarkan gejala yang tampak.
Aplikasi bahan kimiawi secara rutin untuk
mengatasi kerusakan green sebaiknya dihindari, karena tanpa pemahaman yang benar terhadap penyebab utama terjadinya masalah,
tindakan ini tidak akan efektif justru dapat menambah masalah.
Penyiraman yang sesuai, akan meminimalkan masalah penyakit. Waktu terbaik untuk penyiraman adalah setiap sore hari, dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Penyiraman pada saat tersebut juga membantu mendinginkan rumput setelah melewati stress panas tengah hari.
Waktu penyiraman terbaik yang lain adalah pada pagi hari menjelang matahari terbit.
Air penyiraman ini akan mengencerkan air gutasi (embun) yang kaya nutrisi bagi patogen dari kelompok cendawan atau
bakteri. Air penyiraman juga memecahkan butiran embun sehingga mempercepat pengeringan
setelah matahari terbit. Dengan mempersingkat masa tersedianya air bebas di permukaan
daun rumput, maka makin sedikit peluang bagi perkembangan penyakit.
Draenase dan sirkulasi udara yang baik, sama pentingnya dengan penyiraman yang sesuai. Lambatnya pembuangan air yang berlebih selain mengganggu permainan golf, juga merupakan
salah satu akar masalah berkembangnya penyakit rumput. Draenase yang baik akan
mengurangi sebagian besar masalah penyakit. Tidak hanya menyangkut kelancaran aliran air,
tetapi juga aliran udara di atas permukaan green perlu diperhatikan. Pemangkasan cabang pohon akan meningkatkan sirkulasi
udara dan dapat menurunkan tingkat serangan penyakit.
Pemotongan rumput, sebaiknya
tidak dilakukan melewati batas tinggi minimum supaya rumput dapat tumbuh dengan baik dan tidak mudah sakit. Batas tinggi minimum pemotongan tentu tergantung pada jenis rumputnya.
Beberapa jenis rumput yang baru dikembangkan mempunyai batas minimum yang lebih pendek dan tetap dapat tumbuh dengan
baik. Tetapi pada umumnya rumput yang dipotong lebih pendek dari tinggi optimalnya
akan lebih rentan terhadap penyakit.
Pemotongan menyebabkan luka yang
dapat menjadi jalan masuk patogen yang menginfeksi rumput. Namun jika pemotongan
dilakukan cukup sering, justru dapat mengendalikan beberapa penyakit, karena daun yang terinfeksi dapat dikurangi sebelum
patogen dapat menyelesaikan siklus hidupnya.
Alat potong yang tumpul mengakibatkan
luka yang lebih banyak dibandingkan alat yang lebih tajam. Luka yang diakibatkan
oleh pisau yang tajam lebih cepat sembuh dibandingkan luka oleh pisau yang tumpul. Hal
ini menunjukkan betapa pentingnya penggunaan dan pemeliharaan alat potong yang tajam dengan setting yang tepat. Keteledoran dalam masalah ini akan mengakibatkan penurunan kualitas rumput.
Dari uraian di atas,
nampak bahwa banyak faktor yang saling terkait, tidak berdiri sendiri. Untuk
menentukan penyebab utamanya, diperlukan adanya program monitoring dan pengumpulan informasi faktual tentang kondisi green. Sering aplikasi pestisida kurang dapat memberikan hasil yang memuaskan. Kalaupun berhasil menghilangkan gejala kerusakan, sifatnya hanya sementara, sedangkan akar masalahnya masih
belum teratasi dengan baik. Akar masalah bisa menyangkut : aspek rumput (jenis
tidak tepat, rentan penyakit, perakaran dangkal), aspek air (penyiraman dan draenase
yang buruk), aspek nutrisi (pemupukan tidak berimbang), aspek tanah (pelapisan, pemadatan), atau bisa juga masalah manajemen pemeliharaan. Akar masalah ini dapat diatasi dengan melakukan program budidaya yang tepat.